Asri AyuSyar'i

Kamis, 20 Desember 2012

Lirik Lagu "Starlight Moonlight" by Secret

      
      Ehmmm, gak tahu ya, tiba-tiba saja dalam beberapa hari ini saya lagi nge-Moon Sun banget. Yah, kata-kata Moon Sun memang indentik dengan drama Korea "The Moon That Embrace The Sun" yang barusan saya tonton. Meski sudah 2 kali saya tonton, entah kenapa saya masih terkesan saja. 
     Mungkin karena bulan ini, tepatnya tanggal 18 Desember kemarin Suami tersayang sedang milad. Dan perasaan 'mendadak romantis' langsung hinggap begitu saja. (wuiiiih he he he).
      Tapi oh tapi, saya kali ini gak akan posting tentang drama Moon Sun itu. Terus??? He he sabar ... sabar ... untuk yang belum pernah liat DraKor Moon Sun mending nonton sendiri ya (donlot aja di www.gooddrama.net). Biar penasaran aja :-)
      Saya saat ini hanya akan menuliskan tentang lirik lagu "Starlight Moonlight" miliknya Secret. Eh, jangan kaget, saya memang suka korea, tapi tidak semua lagu ato film, hanya tertentu saja yang menurut saya bagus. Adapun lagu "Starlight Moonlight" ini lagu yang nge-cheers up banget, riang dan bagi saya menggambarkan perasaan saya kepada suami saya yang tercinta (ihiiiir :-D).
      Oke deh! Tanpa ba bi bu, ini dia liriknya (plus saya kasih translatenya dalam bahasa Inggris).


Secret – Starlight, Moonlight (별빛달빛)


shubi duba bbabbabba
shubi duba bbabbabba
lalalalala lalalila

jeongmi kkok hansungi badgo neo ege gobaegeul badgo
nae mameun shalalalala
(shalalalala)
bam haneul ye byeol do norae hae
neoneun nae eodi ga joha (joha joha) naneun ne modeunge joha (joha joha) ne mamdo shalalalala (shalalalala) sesang modeunge da areum da wo
jakku saenggak (yay yay yay) na mollae gaseum tteollyeo wa (yay yay yay) eojjeomyeon joha, eojjeomyeon joha
jeongmal ireon gibun cheo eumiya

neoneun nae byeolbit nae maeum ye byeolbit
neon naman ye dalbit sojunghan nae dalbit
geujeo baraman bogo nareul wihae bichwo juneun geureon saram
neoneun nae haneul hana ppunin haneul
neon naman ye bada sojunghan nae bada
seoro baraman bwado byeon ham eobshi miso jit neun geureon saram OH MY LOVE!
shubi duba bbabbabba
shubi duba bbabbabba
lalalalala lalalila

gureumi uril garyeo do dudung shil heulleo ga deushi
eonjena shalalalala
(shalalalala)
oh! nae sarang sarang oh! nae sarang
jakku saenggak na (yay yay yay) mollae gaseum tteollyeo wa (yay yay yay) eojjeomyeon joha, eojjeomyeon joha
jeongmal ireon gibun cheo eumiya

neoneun nae byeolbit nae maeum ye byeolbit
neon naman ye dalbit sojunghan nae dalbit
geujeo baraman bogo nareul wihae bichwo juneun geureon saram neoneun nae haneul hana ppunin haneul
neon naman ye bada sojunghan nae bada
seoro baraman bwado byeon ham eobshi miso jit neun geureon saram OH MY LOVE!
eodu un golmoge deung buri dwae julge (My Love) eodu un bada e deung daega dwae julge (My Love)
achimi olttae kkaji haet bichi deul ttae kkaji
nae gyeoteseo nal bichwo jwo naemam soge isseo jwo

1. 2. 3. GO!

neoneun nae sarang (Oh love)
hana ppunin sarang (neol saranghae neol)
neon naman ye taeyang hana ppunin taeyang (MY only one)
geojeo seororeul wihae akkim eobshi julsu itneun geureon saram
neoneun nae byeolbit nae maeum ye byeolbit
neon naman ye dalbit sojunghan nae dalbit
geujeo baraman bogo nareul wihae bichwo juneun geureon saram OH MY LOVE!
shubi duba bbabbabba
shubi duba bbabbabba
lalalalala lalalila



Translate in English

I’m getting roses from you
I’m getting a confession from you
My heart’s
I’m singing for only you under this night sky

Where are you my love?
(I love you, love you)
I like everything about you (like you like you)
Even my heart
Everything in this world is beautiful

I keep remembering, my heart is secretly trembling
Maybe I like you, maybe I like you
I really never felt like this

You’re my starlight, the starlight of my heart
You’re my moonlight, my precious moonlight
I only want to see you
You’re the person that shines for me
You’re my sky, my only sky
You’re my sea, my precious sea
When we look at each other, we’re constantly smiling
That person oh my love

We’re going to the clouds too,
We can even feel them passing by
Always
Oh my love-love, oh my love

I keep remembering, my heart is secretly trembling
Maybe I like you, maybe I like you
I really never felt like this

You’re my starlight, the starlight of my heart
You’re my moonlight, my precious moonlight
I only want to see you
You’re the person that shines for me
You’re my sky, my only sky
You’re my sea, my precious sea
When we look at each other, we’re constantly smiling
That person oh my love

I’ll have the lights on my dark streets
I’ll have the lighthouse on the dark sea
Until the morning comes, until the sunlight comes
I’ll let you shine by my side, stay in my heart
1, 2, 1, 2, 3, go

You’re my love (oh love)
You’re my sun, my only sun (my only one)
We can generously share it with each other
That person
You’re my starlight, the starlight of my heart
You’re my moonlight, my precious moonlight
I only want to see you
You’re the person that shines for me
That person oh my love


credits from:  http://snsdlyrics.wordpress.com/2011/06/01/secret-starlight-moonlight/

Kamis, 29 November 2012

Mertuaku adalah Orangtuaku! (Part 1)

  Sedih itu ketika mendengar sebuah kisah nyata:

Seorang laki-laki yang sudah beristri tunduk pada segala perintah istrinya. Lantaran sang istri gajinya jauh lebih besar. Demi sang istri dia rela bertengkar dengan saudara-saudaranya (yang dulu bahkan tidak pernah dilakukannya) untuk memperebutkan harta warisan orangtua (yang bahkan belum meninggal dunia), bahkan demi istri dia rela tidak memperhatikan kedua orangtuanya yang telah renta, sampai sakit dan tak punya uang pun tidak dihiraukan.

Mengapa bisa begitu? Ini pertanyaanku. Apakah si istri tidak punya mata hati sehingga membuat suaminya bertengkar dengan saudara-saudaranya? Apakah si istri tidak punya nurani hingga suaminya menjadi anak durhaka kepada orangtuanya? Apakah keduanya baru sadar jika orangtua renta itu sudah tiada? Naudzubillahi min dzalik ...
Paling sedih lagi, jika kisah nyata itu dilakukan oleh orang yang notabene pernah belajar agama hingga dapat titel sarjana Agama. Lalu, apa guna titel itu? Ilmu itu baru akan punya makna jika diamalkan. Nah, tidak takutkah kita yang sudah banyak belajar agama, bahkan banyak mendakwahkannya (tentang akhlaq sesama manusia, tentang birrul walidain, tentang ridho Allah di atas ridho orang tua, dll), dan kemudian kita melanggarnya? 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ

Antara Kata dan Perbuatan

9 Komentar // 15 April 2009
Tidak disangsikan lagi bahwa adanya perbedaan antara kata dan realita adalah salah satu hal yang sangat berbahaya. Itulah sebab datangnya murka Allah sebagaimana firman-Nya surat Shaff ayat 2 dan 3.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ . كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ
 كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (As Shaff:2-3)
*Kisah nyata ini semoga memberikan penyadaran bagi kita semua. Bagi para suami, orangtua (terutama ibumu) adalah lebih utama ketimbang istrimu. Ini aturan Islam. Dan bagi para istri, sungguh orangtua suamimu adalah orangtuamu juga, saudara suamimu adalah saudaramu juga, jangan pilih kasih antara orangtuamu dengan orangtua suamimu. Tanpa orangtua suamimu, kau tidak akan bersama seorang laki-laki yang kini kau cinta.

Sungguh, pernikahan bukan hanya menyatukan dua hati dari dua jiwa, tapi menyatukan dua keluarga, dua masyarakat, dua visi menjadi satu visi, dll. Jika masih berpikir menikah itu hanya untuk romantisme dua insan, maka segera ubah paradigma semacam itu!
"Allah, jadikan aku istri yang taat kepada suami dan mencintai kedua orangtua suamiku layaknya kedua orangtuaku sendiri. aamiin"

Sumber gambar: SuaraMerdeka.com

Rabu, 21 November 2012

Ikhtiar Kami KarenaMu Ya Allah ...

Menjadi seorang ibu dan memiliki anak adalah impian setiap perempuan. Siapa coba yang tidak ingin menjadi ibu? Siapa coba yang tidak ingin menimang buah hati? Demikian juga dengan saya. Usia pernikahan saya dengan suami sudah dua tahun lebih. Pantas bukan jika sudah sangat merindukan kehadiran sang buah hati? Apalagi jika mendapatkan kabar bahwa teman ini sudah hamil, teman ini sudah melahirkan, teman ini sudah hamil lagi, dan hamil lagi. Ehmm, kebayang kan bagaimana 'desiran' hati ini?

Ya, jujur saya akui. Saya sudah sangat merindukan buah hati. Memang sih, saya pernah hamil saat usia pernikahan menginjak tahun ke 2, namun di usia kandungan 3 bulan Allah menakdirkan lain. Calon bayi kami keguguran. Innalillahi wa innailaihi roji'un. Sediiiih banget saat itu. Rasanya dunia suram, bahkan kehadiran orang-orang terkasih di sisi masih belum mengobati rasa sedih saya.

But, Life must go on! Betul, kan?

Saya tidak boleh menyerah! Saya bangkitkan kembali optimisme dalam diri. Bersama suami di sisi, kami rajut kembali mimpi-mimpi surgawi kami. Kami yakin ini adalah ujian dari Allah bagi keluarga kami, untuk mengetahui sekuat apa iman kami. Seyakin apa kami kepada Allah. 

Berbekal optimisme dan harapan besar, kami menjalani berbagai terapi. Mulai dari ke dokter kandungan, bekam, hingga pijat Tsuba kami jalani. Niat kami adalah ikhtiar untuk mendapatkan pewaris dalam keluarga kami. Maka, kami ikhlas mengeluarkan biaya yang mahal untuk terapi-terapi tersebut. Dengan niat itu, kami yakin Allah pasti akan mengabulkannya. Meski entah kapan, kami tidak akan lelah. Dan, bukankah niat baik itu sendiri sudah mendapatkan pahala? Jadi, kami senantiasa optimis. 

Dari beberapa rekan dan senior yang juga belum mendapatkan keturunan, saya mendapatkan banyak hikmah dan nasihat kebaikan. Seorang senior mengatakan, "Tidak bisa menikah bukanlah suatu kehinaan (jika sudah diniatkan untuk menikah), seperti halnya Imam Syafi'i yang meninggal dalam keadaan tidak menikah. Dan kalaupun tidak mempunyai anak juga bukan sebuah kehinaan, seperti halnya Ibunda Aisyah ra yang ditakdirkan Allah tidak mempunyai anak."

Sejak saat itu, wajah saya tidak menunduk lagi saat Allah belum mengabulkan keinginan saya mempunyai pewaris. Wajah saya juga tidak kecut lagi saat berkumpul dengan rekan-rekan yang digelendoti satu dua tiga anak mereka. Dan hati saya tidak lagi teriris saat rekan-rekan mengupload foto buah hati mereka di FB :-) justru saya senantiasa senang melihat keceriaan anak-anak rekan saya. Seumpama sinaran mentari yang akan menghangatkan hati-hati para ibunya. Termasuk saya. Bukankah anak-anak itu adalah anak peradaban? Dan semua perempuan adalah ibu mereka, termasuk saya.
Alhamdulillah ... 

Berikut adalah beberapa doa untuk mendapatkan pewaris. Semoga bermanfaat:
1) Doa Nabi Zakariya as

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
Rabbi laa tadzaR nii faRdaw wa anta khayRul waa Ritsiin
"Ya Tuhanku janganlah Engkau membiaRkan aku hidup seORang diRi dan Engkaulah PewaRis Yang Paling Baik” (Q.S. Al-Anbiyaa : 89).

Pada akhiR dOa suatu shalat Nabi SAW beRdOa kepada Ibunya Anas bin Malik: 
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيهِ
Allahumma aktsiR maa lahu wawaladahuu wabaaRiklahu fiihi
"Ya Allah! PeRbanyakkanlah haRtanya dan peRbanyakkanlah anak-anaknya seRta beRikanlah kebeRkatan kepadanya" (H.R. BukhaRi Muslim)

Maka jika dOa itu dibaca untuk diRi sendiRi atau suami istRi, kalimatnya menjadi:
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَاِلي(لَنَا) وَوَلَدِي (نَا) وَبَارِكْ لي (لَنَا) فِيهِ
Allahumma aktsiR maa lii (lanaa) wawaladii (naa) wabaaRiklii (lanaa) fiihi
“Ya Allah! PeRbanyakkanlah haRtaku dan peRbanyakkanlah anak-anakku seRta beRikanlah kebeRkatan kepadaku di dalamnya” 

Ada juga Surat Maryam yang bisa dijadikan wasilah saat berdoa kepada Allah.


QS. Ali ‘Imran ayat 38:
Doa Nabi Zakaria untuk Mendapatkan Anak
“Di sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” [Ali ‘Imran:38]
Transliterasi doanya sebagai berikut: “Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thoyyibah. Innaka sami’ud du’aaa’”

 2) Doa Nabi Ibrahim as

Doa Nabi Ibrahim untuk Mendapat Anak
Robi hablii minash shoolihiin
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” [Ash Shaaffaat 100]

3) Doa Orang-orang Shalih


Minggu, 15 Juli 2012

Sehat Makanannya, Mantap Puasanya!



Bulan Ramadhan sebentar lagi datang. Persiapkan segala sesuatunya, tak terkecuali persiapkan menu makan apa yang akan dihidangkan saat buka dan sahur bagi keluarga. Mengapa? Karena Ramadhan itu bukan berarti bulan "prihatin" sehingga "memotong" anggaran makan dengan semena-mena (Meskipun bukan pula bulan "keborosan" sehingga membengkakkan pengeluaran kita).
Bukankah saat Ramadhan kita dianjurkan banyak beribadah, dan itu tentu saja memerlukan fisik yang kuat dan sehat. Dimana fisik yang kuat dan sehat salah satunya bisa didapatkan dari makanan bergizi yang diasup. Oleh karenanya, marilah kita siapkan bekal makanan (buka puasa dan sahur) yang sehat dan berimbang gizinya. Dan hal itu tak harus mahal lho, Bu. Untuk itulah kita harus kreatif membuat menu masakan yang enak, bergizi, dan murah.
Di bawah ini beberapa tips untuk membuat menu masakan yang enak, sehat dan murah bagi keluarga:
1.     Belilah bahan makanan secukupnya saja (jangan terlalu banyak, jangan juga terlalu sedikit). Kira-kira bisa cukup selama 2 minggu. Mengapa? karena jika kita membeli terlalu banyak (apalagi bahan makanan yang tidak awet) maka kebanyakan kita akan membuatnya jadi sampah (busuk, atau minimal kena jamur). apalagi kita termasuk orang yang bosan dengan menu makanan yang itu-itu aja, sehingga kebanyakan dari kita pasti beli bahan makanan lagi, meskipun bahan makanan yang dulu masih banyak. Tapi jangan juga beli terlalu sedikit. Mengapa? Karena itu akan menyebabkan kita sedikit-sedikit ke pasar (supermarket). Padahal, kebanyakan dari wanita, jika sudah di supermarket atau di pasar, bawaanya pengen beli ini dan itu (padahal tidak dibutuhkan). Alhasil, pengeluran semakin bengkak kan?
Catatan:
Khusus bagi yang tidak mempunyai kulkas (atau penyimpanan bahan makanan), sebaiknya membeli bahan makanan maksimal 1 minggu sekali.
2.       Susunlah menu makanan yang akan dihidangkan selama 30 hari puasa. Baik untuk menu buka puasa  maupun menu sahur. Hal ini penting. Mengapa?
a.       Agar makanan yang kita hidangkan benar-benar sudah dipersiapkan (bukan spontanitas), sehingga dibuat pun dengan segala persiapan yang cukup.
b.      Menghindari kegiatan spontan (seperti membeli makanan untuk buka puasa/ sahur) karena kebingungan untuk membuat makanan apa yang akan dihidangkan. Nah, kegiatan-kegiatan spontan seperti itu pastinya lebih membengkakkan pengeluaran kita.
3.       Buatlah agenda menyiapkan makanan untuk buka dan sahur dengan seasyik mungkin. Misalnya melibatkan anggota keluarga lainnya. Hal ini akan semakin membuat kegiatan buka puasa dan sahur semakin asyik dan hangat.
4.       Jangan memasak makanan terlalu banyak. Sesuaikan saja dengan jumlah anggota keluarga yang akan menyantapnya. Mengapa? Agar tidak terjadi kemubadziran dari makanan yang disisakan tersebut. Hal ini perlu diingatkan sejak awal, karena biasanya para ibu suka sekali memasak yang terlalu banyak (niatnya sih, agar seluruh anggota keluarga bisa kenyang), sehingga pada akhirnya banyak sisa makanan yang berakhir di tempat sampah.
5.       Makanan yang enak, bukan berarti cukup gizi. Oleh karenanya para ibu sebaiknya mulai mempertimbangkan makanan yang pas bagi keluarga, pas di lidah, dan pastinya pas di tubuh alias bergizi. Untuk mencari menu sarat gizi, para ibu bisa melihat di buku menu atau dari internet. Banyak lho!
6.       Makanan enak dan bergizi, juga bukan berarti haruslah yang mahal di kantong. Jika kita mau berkreasi, kita bisa membuat makanan bergizi yang murah meriah. Para ibu bisa cari banyak info juga dari buku dan internet.
7.       Variasikan menu makanan setiap hari selama 30 hari. Hal ini agar tidak ada kebosanan saat menyantap menu makanan. Bahaya kan, jika keluarga kita bosan menyantap menu sahur (misalnya) sehingga makannya hanya sekenanya. Pastinya tubuh akan lemas dan tidak bersemangat.
Demikian sedikit tips bagi para istri dan ibu. Semoga bisa bermanfaat. Marhaban ya Ramadhan! Semoga memberikan keberkahan kepada kita semua. Amiin.


Selasa, 12 Juni 2012

Meretas Cita dan Cinta Bersamamu


Aku masih ingat dengan jelas ... engkau menunduk malu saat itu, mencoba menawarkan sebongkah asa dan segenggam cinta yang sederhana. Kulihat ada sedikit kecemasan dalam raut wajahmu. Aku tidak tahu apa arti kecemasan di wajahmu itu, namun di kemudian hari aku tahu bahwa engkau cemas aku akan menolak uluran cinta darimu. Aku tertawa mendengar alasan itu, antara malu dan tersanjung.
Aku masih ingat dengan jelas ... engkau gemetar saat mengucapkan janji suci itu. Air matamu bahkan mengalir meresapi makna akad itu. Sempat kubertanya, mengapa engkau menangis? Adakah penyesalan? Engkau menggeleng pelan ... "Mitsaqan ghaliza ... janji suci yang teramat berat," begitu kau sebutkan. Kau menangis karena bahagia, sekaligus takut tidak bisa membawaku dalam istana bahagia. Dan kau lebih takut lagi tidak bisa menjadi Imam yang akan membawaku ke SurgaNya.  
Aku gemetar mendengar alasan itu. Kau tahu, bahkan kau telah membawa bahagia itu di hari pertama kita bersama. Aku bahagia. Kau lihat, kan?
Lalu hari demi hari kita lewati bersama ... ada suka ada duka. Ada yang datang, ada juga yang hilang. Ada kesenangan, tapi tak jarang kesedihan yang menyayat kita berdua. Namun semuanya terasa beda. Itu pasti karena kau ada di sisiku. Kau membawa begitu banyak tawa saat aku berduka. Kau menguatkan di saat yakinku kepadaNya melemah. Tak jarang kau menjadi tubuh bagi jiwaku, di saat tubuhku melemah karena sakit. 
Kau tahu? Kau adalah anugerah terindah yang pernah kudapatkan. Aku sangat mensyukurinya. Engkau bisa meredam segala ego dan ambisi liarku. Engkau sangat memahami kekurangsabarannya diriku. Engkau paham dan bahkan mendukungku untuk berkarya dan berdakwah di luar rumah. Engkau bahkan rela menjadi pengantar-jemput di mana pun aku beraktivitas.
Aku takjub dengan prinsip hidupmu. Sederhana. Ya, itu prinsip hidupmu. Sederhana dalam berfikir, sederhana dalam bertindak, sederhana dalam berpenampilan, bahkan sederhana dalam menyikapi setiap masalah. Engkau tidak mempermasalahkan apakah makanan yang kusediakan itu hasil masakanku sendiri atau hasil aku beli. Engkau bahkan melarangku mencuci dan memilih untuk laundry—karena takut aku sakit. “Yang penting semua tersedia dengan baik,” begitu alasanmu. Sangat sederhana, namun mampu memesonaku, Si Miss Idealis ini.
Oh. Aku benar-benar malu. Jika dulu engkau yang tidak percaya diri untuk bersamaku. Tapi, kini aku lah yang sungguh malu karena keluhuran budimu.
Kau tahu, aku belajar banyak darimu, Suamiku. Darimu aku belajar sabar menghadapi berbagai masalah. Darimu aku belajar ikhlas menerima takdir, saat calon buah hati kita akhirnya kembali kepadaNya. Darimu aku belajar bertambah empati kepada orang lain. Dan dari dirimu pula, aku belajar cinta. Cinta yang sederhana, cinta yang tidak berlebihan, namun menentramkan.
Kini, 2 tahun sudah kita bersama. Masih ingatkah engkau dengan cita-cita kita? Cita-cita untuk menjadikan keluarga kita keluarga dengan misi dakwah dan misi sosial. Dengan ridho Allah, cita-cita itu akan terwujud. InsyaAllah.
Happy Wedding Anniversary, My Hubby!!! 

 
This our favorite song. Just check this out! 





Rabu, 30 Mei 2012

Profil Saya Dimuat di Solopos

Asri Istiqomah, Berdakwah Lewat Tulisan

| | Dilihat: 1707 Kali



Asrti Istiqomah (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)
        Beberapa hari belakangan ini, Asri Istiqomah sibuk dengan sejumlah agenda di Forum Lingkar Pena (FLP) Solo. Pada akhir April lalu, Asri yang menjabat sebagai Ketua FLP Solo itu bersama rekan-rekannya menyelenggarakan pelatihan penulisan di Kampus FKIP UNS.
        Agenda lainnya adalah reuni akbar FLP di Taman Balekambang pada 6 Mei lalu. “Acaranya meriah. Kami sarapan bersama di Balekambang,” ucap Asri saat ditemui Solopos.com di kantornya di Indiva Kreasi Media Jl Sawo, Karangasem, Laweyan, Solo, Senin (7/5/2012).
       Asri, perempuan kelahiran Sragen, 29 September 1985 itu mulai bergabung dengan FLP pada tahun 2004. Meski demikian, anak ketujuh pasangan Tugimin dengan Sukarni itu baru aktif di FLP pada tahun 2009.
        “Saya sudah bisa membaca sejak TK dan senang baca koran. Waktu itu, saya suka membaca Tabloid Kuncung. Karena suka baca, lama-lama jadi suka nulis. Kali pertama menulis saat masih SD. Menulis puisi dan dimuat di Tabloid Kuncung,” kata Asri.
       Hobi alumnus SD Sambi 4 Sragen itu bertambah suka korespondensi hingga duduk di bangku SMP Muhammadiyah 1 Sragen.
      Asri juga senang berorganisasi. Sejak SMP dia ikut aktivitas Remaja Masjid Baiturrohman, Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo, Sragen.
        Sewaktu menjadi pelajar SMAN 2 Sragen, Asri bergabung di Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) dan kerohanian Islam (Rohis). Sejak SMP sampai SMA, dia pernah beberapa kali meraih juara pada lomba pidato Bahasa Indonesia.
        Di bangku kuliah, perempuan yang menuntut ilmu di FISIP UNS itu menjadi bagian keluarga Lembaga Kajian Islam (LKI) FISIP dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Islam (KAMMI) Daerah Solo.
       “Waktu sekolah, menulis untuk mading (majalah dinding-red). Pas setelah kuliah di komunikasi, saya disuruh bikin opini di kampus. Dulu, saya menulis karena suka-suka aja. Pas setelah kuliah, awalnya saya maunya jadi wartawan. Motivasi ke sana banget. Kalau melihat liputan Al Jazeerah kayaknya ingin sekali menjadi wartawan. Saya pernah magang studi di SOLOPOS,” kenang Asri.
       Istri Choirul Anwar itu kemudian malah menjadi penulis buku. Dia bersyukur mendapat bimbingan dari pemilik Indiva Media Kreasi, Afifah Afra.
Asri menyatakan dirinya tidak ingin menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena tidak suka terlalu terikat.
       Kini, Asri menulis bukan hanya sekedar suka-suka. Menulis untuk sepanjang hayat dan bisa berdakwah lewat tulisan.
     “Sithik-sithik bisa menulis. Segmennya remaja,” kata Asri yang sudah menulis Buku Asyik Si Cewek Cantik.
      Buku lainnya yang ditulis Asri bersama Afifah Afra dan Aries Adenata berjudul Buanglah Pacar pada Tempatnya. “Insya Allah sebentar lagi buku yang ketiga segera terbit. Judulnya Jangan Lebai. Ditulis bersama Mba Afifah dan Deasylawati,” tambahnya.
     Selain menulis, Asri sebulan sekali mengisi kajian muslimah di Mesjid Nurul Huda UNS. Dia sering didaulat menjadi pembicara pada training-training. Tak hanya itu, dia juga kini tengah merintis bisnis souvenir dan rias pengantin.


sumber: