Menjadi seorang ibu dan memiliki anak adalah impian setiap perempuan. Siapa coba yang tidak ingin menjadi ibu? Siapa coba yang tidak ingin menimang buah hati? Demikian juga dengan saya. Usia pernikahan saya dengan suami sudah dua tahun lebih. Pantas bukan jika sudah sangat merindukan kehadiran sang buah hati? Apalagi jika mendapatkan kabar bahwa teman ini sudah hamil, teman ini sudah melahirkan, teman ini sudah hamil lagi, dan hamil lagi. Ehmm, kebayang kan bagaimana 'desiran' hati ini?
Ya, jujur saya akui. Saya sudah sangat merindukan buah hati. Memang sih, saya pernah hamil saat usia pernikahan menginjak tahun ke 2, namun di usia kandungan 3 bulan Allah menakdirkan lain. Calon bayi kami keguguran. Innalillahi wa innailaihi roji'un. Sediiiih banget saat itu. Rasanya dunia suram, bahkan kehadiran orang-orang terkasih di sisi masih belum mengobati rasa sedih saya.
But, Life must go on! Betul, kan?
Saya tidak boleh menyerah! Saya bangkitkan kembali optimisme dalam diri. Bersama suami di sisi, kami rajut kembali mimpi-mimpi surgawi kami. Kami yakin ini adalah ujian dari Allah bagi keluarga kami, untuk mengetahui sekuat apa iman kami. Seyakin apa kami kepada Allah.
Berbekal optimisme dan harapan besar, kami menjalani berbagai terapi. Mulai dari ke dokter kandungan, bekam, hingga pijat Tsuba kami jalani. Niat kami adalah ikhtiar untuk mendapatkan pewaris dalam keluarga kami. Maka, kami ikhlas mengeluarkan biaya yang mahal untuk terapi-terapi tersebut. Dengan niat itu, kami yakin Allah pasti akan mengabulkannya. Meski entah kapan, kami tidak akan lelah. Dan, bukankah niat baik itu sendiri sudah mendapatkan pahala? Jadi, kami senantiasa optimis.
Dari beberapa rekan dan senior yang juga belum mendapatkan keturunan, saya mendapatkan banyak hikmah dan nasihat kebaikan. Seorang senior mengatakan, "Tidak bisa menikah bukanlah suatu kehinaan (jika sudah diniatkan untuk menikah), seperti halnya Imam Syafi'i yang meninggal dalam keadaan tidak menikah. Dan kalaupun tidak mempunyai anak juga bukan sebuah kehinaan, seperti halnya Ibunda Aisyah ra yang ditakdirkan Allah tidak mempunyai anak."
Sejak saat itu, wajah saya tidak menunduk lagi saat Allah belum mengabulkan keinginan saya mempunyai pewaris. Wajah saya juga tidak kecut lagi saat berkumpul dengan rekan-rekan yang digelendoti satu dua tiga anak mereka. Dan hati saya tidak lagi teriris saat rekan-rekan mengupload foto buah hati mereka di FB :-) justru saya senantiasa senang melihat keceriaan anak-anak rekan saya. Seumpama sinaran mentari yang akan menghangatkan hati-hati para ibunya. Termasuk saya. Bukankah anak-anak itu adalah anak peradaban? Dan semua perempuan adalah ibu mereka, termasuk saya.
Alhamdulillah ...
Berikut adalah beberapa doa untuk mendapatkan pewaris. Semoga bermanfaat:
1) Doa Nabi Zakariya as
رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
Rabbi laa tadzaR nii faRdaw wa anta khayRul waa Ritsiin
"Ya Tuhanku janganlah Engkau membiaRkan aku hidup seORang diRi dan Engkaulah PewaRis Yang Paling Baik” (Q.S. Al-Anbiyaa : 89).
Pada akhiR dOa suatu shalat Nabi SAW beRdOa kepada Ibunya Anas bin Malik:
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيهِ
Allahumma aktsiR maa lahu wawaladahuu wabaaRiklahu fiihi
"Ya Allah! PeRbanyakkanlah haRtanya dan peRbanyakkanlah anak-anaknya
seRta beRikanlah kebeRkatan kepadanya" (H.R. BukhaRi Muslim)
Maka jika dOa itu dibaca untuk diRi sendiRi atau suami istRi, kalimatnya menjadi:
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَاِلي(لَنَا) وَوَلَدِي (نَا) وَبَارِكْ لي (لَنَا) فِيهِ
Allahumma aktsiR maa lii (lanaa) wawaladii (naa) wabaaRiklii (lanaa) fiihi
“Ya Allah! PeRbanyakkanlah haRtaku dan peRbanyakkanlah anak-anakku seRta beRikanlah kebeRkatan kepadaku di dalamnya”
Ada juga Surat Maryam yang bisa dijadikan wasilah saat berdoa kepada Allah.
QS. Ali ‘Imran ayat 38:
“Di
sanalah Zakaria mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku,
berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau
Maha Pendengar doa” [Ali ‘Imran:38]
Transliterasi doanya sebagai berikut: “Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thoyyibah. Innaka sami’ud du’aaa’”
2) Doa Nabi Ibrahim as
Robi hablii minash shoolihiin
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” [Ash Shaaffaat 100]
semangat mbak!! :-)
BalasHapusiya dek, syukron :-) Alhamdulillah banyak aktivitas lebih mengurangi tingkat BTku he he
BalasHapussemoga senantiasa diberi kesabaran n kemudahan urusan : ) semangat ya ukh !
BalasHapusmaturnuwun doanya. insyaAllah selalu menikmati hidup. semangat juga!
BalasHapus