Asri AyuSyar'i

Minggu, 11 Maret 2012

Balada Telonan (Tiga Bulanan)

pagi-pagi sudah kesel hatiku...ups jangan ditiru yang sobat semua...
habisnya banyak orang yang bikin kesel nih...
ini bermula hari Minggu (11 Maret 2012) kemarin.
pagi itu aku lagi bersih-bersih rumah mertua, soalnya siangnya keluarga besar dari Sragen mau datang. Nah, pas lagi asyik, seorang tetangga (masih kerabat Suami) datang dan menepuk bahuku. olala...pasti mau ngomongin masalah "Telonan" lagi nih, pikirku. sambil nyengir basa basi aku mendengarkan pembicaraannya. nah lho, benarkan? lagi-lagi bahas "telonan", intinya aku kudu buat beberapa jenis makanan dan bubur "apaan sih", untuk membuat selamatan tiga bulanan kandunganku.
"Tak kandani yo, ojo nesu. iki yo nggo keselametan bayimu (Aku kasih tahu, tapi jangan marah. Ini juga demi keselamatan bayimu)" katanya.
hadeeeeh...udah beberapa kali dalam seminggu ini perempuan paruh baya itu mendatangi rumahku. Dan pembicaraannya selalu sama, "Telonan".
belum sempat aku menjawab, perempuan itu berujar lagi, "Aku ora ngerti, kowe soko aliran opo. Ning telonan kuwi tradisi. Kudu dijalanke, nek pengen selamet (Aku nggak tahu, kamu dari aliran apa. Tapi "telonan" adalah tradisi, harus dijalankan kalau ingin selamat)."
ihhh, ngomongin aliran segala ... emang aku mata air apa? Aku diam saja. Karena orang ini memang gak bisa dibantah.
"Tapi Lik, kandungan saya belum tiga bulan, baru dua bulan," elakku. Aku berusaha memberi alasan yang paling logis dulu.
"Kuwi perkiraan dokter. asline uwis telung wulan (Itu perkiraan dokter. tapi sebenarnya sudah tiga bulan," jawab perempuan itu.
Jiaaan, ini orang emang tahu apa 'sok' tahu sih...masak perkiraan dokter disalahkan. dokter spesialis kandungan pula, aku tertawa geli dalam hati.
"Kulo nunggu Mas Choirul rumiyin (Saya nunggu Mas Choirul (suami) dulu" jawabku enteng sambil meninggalkan perempuan yang kata anaknya 'kejawen' itu.
Rupanya tak perlu menunggu lama, saat suamiku pulang dari bersih-bersih Rumah KM (markaz organisasinya), perempuan itu datang lagi. sama, ngomongin tentang telonan. tapi langsung dijawab tidak oleh suamiku.
aku kira sudah selesai permasalahannya, tapi ternyata tidak. perempuan itu gantian mendatangi mertuaku dan memintanya mengadakan "telonan". Suamiku yang tahu hal itu langsung menyuruh mertuaku agar tidak menuruti perempuan itu. tapi, perempuan itu gak mau menyerah...ia mengambil (lebih tepatnya mencuri!!!) bahan-bahan makanan dari rumahku dan membuat bubur "apaan sih" di rumahnya.
bayangkan Sobat, seartis apa aku ini (kalau mau narsis) sampe tetangga-tetanggaku membuat selamatan atas namaku dan bayiku tapi tidak di rumahku. Aku dan suamiku benar-benar geram. Bisa-bisanya mereka ikut campur urusan rumah tangga orang (masih geram abis...sorry kalau bahasanya sadis), padahal keluarganya sendiri aja belum beres.
Aku juga tidak habis pikir, mengapa harus ada telonan. padahal tanpa itu juga asal kandungan dijaga dengan baik insyaAllah akan baik-baik saja. Keluargaku sendiri sejak dulu sampe sekarang gak pernah Telonan, Mitoni,dll. Tapi anak-anaknya sehat-sehat saja,pinter-pinter (ceileeeh), cantik-cantik dan ganteng-ganteng (narsis!), dan insyaallah Shalih Shalihah. Kenapa orang lain memaksakan "hal-hal aneh" itu kepadaku, padahal keluarganya saja belum terbukti "berhasil". (Maaf, lagi-lagi sadis)
dengan menahan tangis, aku memberitahukan kakakku dari Sragen siang harinya. Dia menasehatiku agar sabar. "Yang penting kamu sudah menolak, keluargamu sudah menolak. terserah orang lain mau melakukan apa, itu berarti bukan kamu yang mengadakannya," katanya membesarkanku.
Aku yang saat itu pengen banget ikut pulang ke Sragen, akhirnya urung melakukannya. Tak seharusnya aku lari dari keadaan ini (tetangga-tetangga yang aneh), tapi aku harusnya berusaha merubahnya sedikit demi sedikit.
fiuuuuh...lega rasanya sudah menuliskan semua ini. Mungkin ada sebagian dari sobat yang mengalami "dipaksa" selametan, entah Telonan atau Mitoni.semoga curhatku ini bisa bermanfaat. Intinya, jangan diam saja ... tolaklah permintaan itu dengan cara yang baik ... harus kukuh untuk menolaknya. dan bila kemudian orang lain "mengadakan" selametan itu atas namamu, insyaAllah itu bukan dosamu.


*Ya Allah, selamatkan aku dan bayiku. Dan jauhkan kami dari perbuatan-perbuatan bid'ah dan syirik. Amiin*

2 komentar:

  1. dan akhirnya dedeknya gak jadi turun ke bumi ^^. dia ada di surga menanti aku dan suami, insyaallah

    BalasHapus